….

Sejuta kata yang telah aku tumpahkan dalam tulisan ku ini sepertinya belum cukup untuk melukiskan gambaran tentang dirimu yang membuat diriku ini menjadi seorang yang special. Terkadang aku selalu membayangkan bahwa akan datang sesuatu yang indah kepadaku namun itu semua hanya khayalan belaka. Aku hanya dapat bertemu dengan mu dalam bayang-bayang mimpi ku. Kenyataan hidup tak selamanya berpihak padaku. Adakala nya aku berada di sebuah tempat di mana aku benar-benar merasa kesepian dan sendiri. Rindu hati ini bila mengingat nama mu, membayangkan wajahmu dan berharap kau ada di sampingku. setiap cerita itu gak semuanya akan berakhir dengan kebahagiaan tapi cerita itu akan selalu indah untuk kita kenang bersama. Meskipun waktu tak pernah mengerti sekalipun tapi hati ini akan selalu merasakan adanya diirimu di hati ku. Hati ku ini selalu merasakan ada nya dirimu di sampingku walaupun sebenarnya itu tidak nyata. Apabila memang ini yang terbaik. Aku akan menerimanya namun aku tidak bisa menerima bila kau hilang dari ingatan ku terutama dari hati ku ini. Sejauh apapun kita melangkah nantinya . aku yakin bila allah swt berkendak, insyaallah kita akan di pertemukan kembali di masa depan . aku selalu percaya itu.

cerita tanpa dialog

Bulan ternyata masih setia menemani bintang-bintang di langit, tak kalah setia nya dengan matahari yang menyinari bumi ini selama ber abad- abad penuh lama nya dan begitu berbeda dengan apa yang seseorang alami. Seseorang ini tidak dapat di deskripsikan secara detail, dikarenakan ada sesuatu yang masih di selidiki. Kebahagiaan saat ini sedang menghampiri hari-hari nya. Sangat sulit untuk menebak seseorang yang satu ini. Hanya melihat raut wajahnya dalam sekejap mata sudah dapat menilai karakter seseorang ini namun belum sepenuhnya. Aku sangat berharap banyak dapat mengenal nya lebih jauh lagi. Seseorang yang ku maksud di sini tak perlu di pertanyakan karena percuma saja bila aku memberi tahu kalian. Tidak akan ada gunanya dalam hidup kalian. Aku menceritakan ini karena dia seseorang yang special untuk ku. Seseorang yang dapat meluluhkan hati ku ini ternyata juga dapat menyakiti hati ku. Seseorang yang mengajarkan ku kejujuran tetapi seseorang juga yang mengkhianati ku. Seseorang yang mengajarkan ku kebaikan tetapi seseorang juga yang memperburuk keadaan. Seseorang berkata bijak namun seseorang juga yang munafik dengan kata-kata bijaknya dan ini yang membuat ku tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. Bukan karena ada maksud tidak baik tetapi karena dia special di antara yang lain. setiap kata penuh makna, setiap waktu itu berharga. Tak begitu banyak orang yang memahami ini, mereka tidak peduli dan lebih mengutamakan ego masing-masing hingga akhirnya beribu-ribu kata penyesalanlah yang dapat dilontarkan. Ingin rasanya berteriak sekencang mungkin tetapi tidak pernak ad hasil apapun. Mencoba tetap bertahan namun tak ada arti apa-apa. Lemah perlahan membuat hidup semakin hilang. Sulit untuk bertatap wajah, berbicara  dan menyapa. Selalu berharap baik-baik saja disana. Ternyata hanya sejauh inikah? Rasa penuh kecewa seakan menyelimuti seluruh tubuh ini yang semakin dingin. Hening menjadi suasana baru di setiap harinya dan berhasil menyembunyikan senyuman indah yang selalu mewarnai kehidupannya. Hanya dapat membungkam bila menginngat nya.

cerita pendek


Pagi yang cerah di hari sabtu ini, seperti biasanya, syifa bangun lebih awal dari anggota keluarganya. GUBRAAAAK ! syifa jatuh dari tempat tidurnya. Saat syifa melihat ke arah jam beker,   “Aaaaarrrggghhh, sudah jam setengah tujuh”. Syifa teriak cukup keras, beruntung teriakan syifa tidak membangunkan anggota keluarga nya yang masih tertidur lelap,
“aduh, udah telat nih ! “.
Segera syifa cepat-cepat berlari menuju kamar mandi, untuk bergegas mandi. Beberapa menit berlalu, Setelah selesai mandi dan rapi-rapi, syifa segera berangkat menuju peldrum (tempat atletik). Karena sudah telat, jadi syifa memilih berangkat naik angkot. Untuk naik angkot 46, syifa harus berjalan kaki dulu dari rumahnya. Kira-kira sekitar 5 menit, untuk sampai ke tempat biasa angkot 46 lewat. Tak lama, syifa pun sampai di tempat biasa angkot 46 lewat, tetapi sayangnya syifa harus menunggu angkot selanjutnya karena angkot yang ingin syifa naiki sudah penuh. Memang cukup menjengkelkan bila harus menunggu angkot. Saat syifa menunggu angkot yang selanjutnya, tiba-tiba ziqri (teman syifa) lewat dengan motor beat hitam nya dan dia berteriak tak jauh dari tempat syifa berdiri,
“ syifa, mau berangkat bareng gak ? “.
teriak ziqri yang cukup terdengar oleh syifa. “ hah? Iya mau bareng dong”. Jawab syifa. Tanpa basa-basi syifa pun segera menaiki motor ziqri dan kami berangkat ke peldrum bersama. Di tengah perjalanan, suasana begitu hening. Tidak ada pembicaraan antara syifa dan ziqri. Syifa lebih terpaku melihat banyak nya kendaraan yang lalu lalang di setiap jalan yang kami lewati, sedangkan ziqri tetap focus mengendarai motornya itu. Tidak terasa kami pun sampai di peldrum,  “ziqri, makasih ya buat tumpangannya “. Ucap syifa sambil turun dari motor ziqri. Ziqri hanya membalas ucapan syifa dengan menganggukan kepalanya. Di peldrum, syifa tidak bareng ziqri, dia masuk duluan. Syifa bingung sambil celingak-celinguk kanan-kiri mencari temannya. Tidak begitu jauh dari tempat syifa berdiri, terlihat desi (teman syifa) yang sedang asik ngobrol dengan seorang cowok, namanya faiz (pacar nya desi). Tanpa buang-buang waktu, syifa segera berlari ke arah mereka berdua (desi dan faiz), “ des, desi “. Teriak syifa sambil melambaikan tangan ke arah desi dan faiz, “ hai, syifa. Sini “.jawab desi sambil membalas lambaian syifa sedangkan faiz hanya tersenyum simpul, “des, kamu udah dari tadi atau baru sampai? ”.tanya syifa  sambil mengatur nafasnya, “ belum lama sih. Yaudah kita langsung masuk aja yuk “. Ajak desi. Lalu kami bertiga (syifa, desi, dan faiz) masuk ke dalam bersama.
^^^^^
Sesampainya di dalam, ternyata pak nurhadi (guru olahraga) belum datang jadi, dengan terpaksa kami menunggu. Sambil menunggu pak nurhadi, syifa dan desi mengobrol, sedangkan faiz hanya diam saja melihat orang-orang yang lalu lalang di depan pintu masuk peldrum. Sudah pukul 08.02, akhirnya pak nurhadi datang juga. Tanpa basa-basi kami pun segera masuk ke dalam lapangan peldrum. Di lapangan, ternyata syifa bertemu dengan teman-temannya yang lain ada Zahra, shella, della, ratih, dan sri. Syifa yang sedang asik berjalan dengan desi dan faiz segera meninggalkan mereka lalu syifa berlari kecil ke arah teman-temannya yang sedang duduk-duduk di bangku lapangan. “ hei, ratih, shella, della, sri, Zahra ! “. Teriak syifa. “ hei syifa “. Jawab teman-teman syifa serempak sambil melambaikan tangan ke arah syifa. “ eh, kita langsung pengambilan nilai aja yuk ! “. Ucap sri tiba-tiba. “ yaudah tas nya di taro dulu biar gak repot “. Nyambung shella. Tanpa buang-buang  waktu, syifa dan teman-temannya segera bersiap lari estafet untuk pengambilan nilai.
^^^^^
Setengah jam berlalu, siang semakin terik,  atletik pun selesai. Tetapi Syifa dan teman-temannya tidak langsung pulang, kami berencana untuk jalan-jalan. “ hm.. gimana kalo kita ke itc cempaka mas? “. Usul shella. Belum sempat menjawab usul shella, tiba-tiba sri nyamber, “ mendingan kita ke pgc aja, lagian kan kita belum pernah ke sana tuh “. Ucap sri dengan antusias. Syifa, Zahra, della, ratih pun jadi semakin bingung untuk memilih antara usul shella atau sri ?. setelah di pikir-pikir beberapa menit akhirnya usul sri yang syifa, della, Zahra, ratih pilih. “ oh iya, kan yang bawa motor Cuma shella sama ratih doang. Jadi kurang satu motor nih “. Ucap shella tiba-tiba. “ yaudah, gue pulang dulu pake motornya ratih di temenin sama Zahra buat ngambil motor gue di rumah, gimana? “. Syifa nyamber. “ hm..boleh tuh boleh tapi pake motor nya jangan lama-lama ya “. Ucap ratih kepada syifa. “ oke, kalian tunggu di depan halte peldrum ya. Gak akan lama kok ngambil motornya “. Kata syifa kepada ratih, della, shella, dan sri. Setelah selesai kompromi, shella mengantar sri pulang untuk ganti pakaian lalu della menemani ratih ke rumah hizal (sang mantan) di pulogadung untuk menjenguk nya karena hizal sedang sakit, sedangkan Zahra akan menemani syifa untuk mengambil motor di rumah syifa.
^^^^^
Setelah Zahra meminta karcis parkir dan kunci motor kepada ratih, syifa dan Zahra segera menuju ke parkiran peldrum. Di parkiran peldrum, syifa dan Zahra mencari motor ratih. Kami berdua celingak-celinguk sambil bolak-balik tetapi motornya ratih belum ketemu. “ Zahra, sebenernya yang mana sih motor ratih ? gue ga tau loh “. Ucap syifa dengan tampang yang sudah bete’. “ aduh, gue juga ga tau nih motornya ratih yang mana. Yang gue tau mereknya beat warna biru “. Balas Zahra dengan polosnya. “ ya dasar Zahra “. Balas syifa yang semakin bete’. syifa dan Zahra masih mencari-cari motor beat berwarna biru punya ratih dari ujung ke ujung.
^^^^^
Sudah tiga motor kami lewati, tetapi belum ketemu. Pas liat motor yang keempat, ternyata benar. “ huft, ketemu juga motornya ratih “. Ucap syifa tiba-tiba. “ untung aja ketemu “. Zahra yang tadi panik langsung mengelus dada. kemudian, syifa dan Zahra segera menuju ke rumah syifa tetapi pas kami ingin membayar parkir ternyata, karcis parkirnya hilang. Syifa segera bertanya kepada abang-abang parkir, “ bang, kalo karcis parkirnya hilang, gimana tuh bang ? “. Tanya syifa. “ oh kalo hilang berarti harus pake stnk, neng “. Jawab abang parkir singkat. Syifa berfikir sebentar lalu bertanya lagi, “ kalo stnk nya gak ada, gimana dong ? “. Tanpa pake pikir panjang, abang parkir segera menjawab, “ wah, kalo begitu bisa kena denda, neng “. Jelas abang parkir. Syifa langsung panik dan bertanya pada Zahra, “ Zahra, kalo stnk gak ada, bisa kena denda. Gimana dong? “. Zahra segera menanggapi, “ oh tenang aja stnk nya ada kok “. Jawab Zahra singkat. Mendengar hal itu, syifa menjadi tenang. Tanpa basa-basi syifa dan Zahra langsung menunjukan stnk pada abang parkir lalu, kami langsung pergi menuju ke rumah syifa. Rumah syifa memang cukup jauh dari peldrum, namun dalam waktu kurang dari satu jam, kami sudah sampai di rumah syifa karena di perjalanan Zahra ngebut mengendarai motor nya. Ketika sudah sampai, syifa langsung mengeluarkan motornya, tak lupa membawa helm dan stnk. Ya buat jaga-jaga aja.
^^^^^
Tanpa buang-buang waktu, syifa dan Zahra segera menuju ke halte peldrum. Sedangkan shella dan sri  masih di rumah sri, menunggu sri ganti pakaian. Maklum, perempuan dandan nya kan lama. Begitu pun Ratih dan della, mereka masih di pulogadung bahkan mereka sedang mencari-cari rumah hizal yang ternyata ratih tidak tahu persis dimana rumahnya hizal. Beberapa menit kemudian, syifa dan Zahra sudah sampai di halte peldrum tetapi sri, shella, della, dan ratih masih juga belum datang. Tak mau menunggu lama, Zahra pun menelfon ratih. “ halo ratih, lo dimana? Gue sama syifa udah di halte peldrum nih. Cepetan ke sini “. Ucap Zahra. “ lo sama syifa ke terminal polugadung deh. Jemput gue sama della. Ikutin aja angkot 46, please? “.jawab ratih penuh harap. “ hmm.. yaudah gue sama syifa ke sana deh “.ucap Zahra singkat dan langsung menutup telfon nya. Sedangkan syifa menelfon shella, “ halo shel, lo dimana? Gue sama Zahra udah di halte peldrum nih “. Ucap syifa. “ iya syifa. Gue sama sri baru mau jalan ke peldrum nih. Tungguin  aja “. Jawab shella singkat. “ yaudah. Gue sama Zahra mau jemput ratih dan della di terminal pulogadung. Nanti lo sama sri tunggu aja di halte peldrum ya “.jelas syifa yang langsung menutup telfon dan segera menuju terminal pulogadung bersama Zahra untuk menjemput ratih dan della.
^^^^^
Perjalanan menuju ke terminal pulogadung, cukup jauh. Belum lagi syifa dan Zahra harus mengikuti angkot 46. Siang pun semakin terik, syifa dan Zahra pun sampai di terminal pulogadung. Sambil menunggu ratih dan della yang belum datang, syifa dan Zahra membeli minuman. Tiba-tiba handphone syifa berbunyi, KRIIIIING! Ternyata shella yang menelfon. Syifa langsung mengangkat telfonnya, “ iya shel, kenapa? Lo sama sri udah di peldrum ya? Tunggu bentar ya “. Ucap syifa tanpa basa-basi. “ syifa cepetan dong. Gue sama sri udah bête nih nungguin nya “. Jawab shella singkat dan langsung menutup telfon nya yang belum sempat syifa jawab karena sudah badmood menunggu di halte peldrum.
^^^^^
Beberapa menit berlalu, della dan ratih pun datang. Tak ada basa-basi antara kami ber empat. Kami langsung menuju ke halte peldrum dengan posisi, syifa memboncengi Zahra sedangkan, ratih memboncengi della. Di perjalanan, kami agak ngebut mengendarai motor, agar cepat sampai di halte peldrum. Tak lebih dari lima belas menit, kami ber empat, syifa, Zahra, della, dan ratih sampai di halte peldrum. Tanpa buang –Buang  waktu, syifa, Zahra, della, ratih, sri, dan shella, kami ber enam langsung pergi menuju pgc, yaitu rencana awal kami tadi. Dengan segala macam hambatan yang kami lewati, akhirnya kesampean juga ke pgc, Dengan posisi, syifa memboncengi Zahra, ratih memboncengi della, dan shella memboncengi sri. Tetapi syifa hanya memakai helm satu saja jadi harus berhati-hati agar tidak kena tilang sama polisi.
^^^^^
Perjalanan menuju pgc memang lumayan jauh, belum lagi kena macetnya. Beruntung hari sabtu ini, kendaraan tidak terlalu banyak jadi, kami tidak terjebak macet. Saat di perjalanan, kami ber empat, syifa, Zahra, shella, dan sri sempat berpencar dengan ratih dan della. Mereka berdua ketinggalan jauh di belakang kami ber empat. Kami ber empat panik, karena ratih dan della sudah kami tunggu di pinggiran jalan tetapi masih tidak terlihat juga batang hidungnya. Jam sudah menunjukan pukul 10.35, tetapi ratih dan della belum juga kelihatan. Karena tak mau buang-buang waktu lagi hanya untuk menuggu, syifa mengirimkan sms ke della yang isi nya : “dell, kita ketemuan nya di pgc aja yah. Oke? “. Selesai mengirim sms ke della, kami ber empat pun melanjutkan perjalanan menuju pgc. Semakin siang, panas nya matahari semakin menyengat. Kami ber empat pun sampai di pgc, Belum lagi di pgc cukup padat pengunjung tetapi hal itu tidak mengurungkan niat kami untuk kembali pulang ke rumah. Karena tanggung, sudah sampai di pgc. Di pgc, kami ber empat bertemu ratih dan della. Mereka lebih awal sampai di pgc dari kami ber empat. Tetapi, ratih langsung pamit. Dia mau pulang karena sudah di marahi mamah nya lewat telfon. Della tiba-tiba menangis karena ratih meninggalkan della sendirian di depan pgc.
^^^^^
Suasana saat itu cukup menjengkelkan sekaligus menyedihkan untuk della. Akhirnya, kami pun tinggal ber lima karena ratih sudah pulang duluan. Kami pun mulai berpencar lagi, sri dan shella masuk duluan, mereka ingin belanja baju sedangkan syifa, Zahra, dan della, kami ber tiga mencari tempat makan sekaligus tempat buat nongkrong karena perjalanan yang jauh menuju pgc membuat perut kami ber tiga keroncongan tingkat dewa. setelah beberapa menit mencari tempat makan sekaligus tempat nongkrong, akhirnya ketemu juga. Tanpa basa-basi lagi, kami segera mencari tempat duduk yang nyaman. Suasana di siang hari ini memang cukup menikmati untuk kami ber tiga, karena kami makan sekaligus di barengi dengan ngobrol. Kami membincangi banyak hal, dari percintaan, fashion, makanan, music, sampai masalah pribadi kami masing-masing.  Saat kami ber tiga, syifa, Zahra, dan della sedang asik mengobrol, tiba-tiba sri dan shella datang ke arah kami bertiga dengan membawa belanjaan yang mereka beli. “ cie yang abis pada belanja. Asik deh baju baru. Boleh nih di pinjem “. Zahra ngeledek sri dan shella tetapi mereka berdua hanya senyum-senyum kecil saja. Bisa ngebayanginkan gimana raut wajah mereka ber dua pas senyum-senyum kecil gak berdosa? Syifa yang saat itu sedang menikmati makan siang nya dengan burger original kfc, langsung heran melihat sri dan shella datang dengan raut wajah yang tersenyum malu-malu. Sungguh membuat syifa bingung tetapi syifa mengabaikannya, syifa langsung melanjutkan makan siangnya dengan lahap. Sambil melanjutkan perbincangan yang tadi, sampai tak terasa jarum jam berputar begitu cepatnya yang saat itu sudah menunjukan pukul 13.15 wib. Panas nya matahari semakin siang, semakin menyengat. Dan kami ber lima semakin bosan berlama-lama nongkrong di pgc. Sri langsung  mengeluh ingin cepat-cepat pulang, “eh, pulang yuk! Pada gak bosen apa, lama-lama di sini?”. Syifa yang sudah bosen langsung merespon sri, “ iya nih, bosen tau. Pulang aja deh”. Spontan, shella berkata, “ ah masa langsung pulang sih. Gak asik. Mending kita maen dulu di rumah nya sri, gimana? “. Zahra menjawab pertanyaan shella, “ yah gue sama della langsung pulang aja. Gak ikut ke rumah sri. Gak apa-apa ya “. Della hanya setuju-setuju saja dengan Zahra. Shella memasang tampang kecewa lalu berkata, “ yah, yaudah gak apa-apa. Tapi lo ikut ke rumah sri kan, syifa? “. “ hem, tenang aja gue ikut ke rumah sri kok “. Jawab syifa singkat. Setelah berunding beberapa menit, kami berpencar. Della dan Zahra pulang duluan naik busway sedangkan, syifa dan shella tidak langsung pulang, kami maen ke rumah sri dulu.
^^^^^
Di perjalanan menuju ke rumah sri, kami bertiga naik motor dengan posisi, shella sendiri dan syifa boncengin sri. Suasana di jalanan semakin siang semakin banyak kendaraan yang lalu lalang dan yang pastinya semakin macet. Itulah Jakarta, selalu macet. Tiada hari tanpa macet. Memang hidup di Jakarta harus sabar.
^^^^^
Shella mengendarai motornya agak ngebut jadi syifa dan sri ketinggalan jauh di belakang. Yang bikin ngejengkelin lagi syifa dan sri sama-sama tidak tahu jalan. Akhirnya kami berdua mengikuti petunjuk dari papan arah. Ketika sampai di lampu merah, seharusnya kami ambil lurus tetapi kami malah belok kanan arah kayu manis. Memang syifa sudah agak mengantuk mengendarai motor nya. Maklum kelamaan mengendarai motor bikin cape. Sri yang sudah tahu kalau syifa salah ambil arah malah diam saja. Sri baru sadar pas kami sudah di kayu manis. Sri berkata, “ syifa, kita salah jalan. Harusnya tadi abis lampu merah lurus aja “. Syifa langsung merespon, “ yah, lagian lo diem aja dari tadi. Kan gue udah pusing mau ambil arah mana. Yaudahlah gak apa-apa muter-muter dulu, biar tau jalan “. Spontan sri langsung menjawab, “ iya-iya syifa terserah lo aja. Tapi lo tau daerah kayu manis gak? “. Syifa menjawab, “ tenang aja gue tau daerah kayu manis kok “. “ bagus deh kalo gitu “. Balas sri singkat. Tiba-tiba shella sms sri. Ternyata shella sudah duluan sampai di rumah sri. Hem, gara-gara salah ambil arah jadi lama di jalan. Seharusnya kami sudah sampai d rumah sri. Yah, tidak apa-apa lah nama nya juga kebetulan kan gak ada yang tau.
Di depan rumah sri ternyata shella sudah menunggu sekitar 15 menitan. “ aduh, mana sih sri sama syifa. Lama banget. Ah bete “. Gerutu shella. Wajar kalau shella bosan, karena rumah sri di komlpek. Yang biasanya selalu sepi. Gak kebayang nungguin lama kayak begitu. Kesian shella. Nah, sedangkan syifa dan sri masih di daerah kayu manis. Beruntung syifa tahu daerah situ jadi, nggak ada deh tuh acara nyasar- nyasaran lagi. Di jalan, hape nya sri bunyi terus, banyak sms masuk dari shella. Sri mencoba memberi tahu syifa supaya ngebut sedikit agar cepat sampai di rumah nya. Syifa yang saat itu sedang focus mengendarai langsung ngebut setelah sri memintanya agak ngebut. Alhamdulilah jalanan nya sudah tidak macet alhasil, syifa dan sri pun sampai.
^^^^^
Dari kejauhan syifa dan sri bisa melihat sesosok perempuan yang sedang menunggu sambil celingak-celinguk kanan-kiri kebingungan di depan rumah sri dan tidak salah lagi, itu adalah shella yang sejak tadi menunggu. Syifa langsung berkata kepada shella, “ sel, maaf ya lama. Tadi gue sama sri nyasar dulu tau “. Shella membalas dengan tampang lelah, “yaudah gak apa-apa yang penting sekarang udah sampe. Ayo, masuk ke rumah sri. Cape nih mau istirahat “. Mendengar itu syifa jadi agak lega. Dan sri menyilahkan shella dan syifa masuk ke rumah nya, “ ayo dah masuk “. Lalu Kami ke kamar sri kemudian kami bertiga langsung tepar alias tidur massal. Syifa merenung sejenak *Huft, hari ini benar-benar melelahkan, seneng, bosen, seru, yah pokoknya rasa nya nano-nano banget deh.* lalu syifa tersenyum simpul, berbaring di kasur sri, memejamkan mata, dan JLEEEEEEEEB.

#THE END#