S U K U G Y P S Y !

BAB I

PENDAHULUAN

 

Latar Belakang Orang Rom atau kaum Gypsy

Kaum ini memiliki hubungan erat dengan india bagian utara yang pernah ada 1000 tahun lalu, kelompok ini meninggalkan india dengan alasan yg kurang jelas, namun sejumlah pakar mengatakan kaum ini meninggalkan india karena konflik militer yang tak kunjung usai.menurut catatan sejarah orang-orang yang lantas dikenal dengan orang Rom ini memasuki Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki

Pada awal-awal kedatangan di Eropa hingga jangka waktu yang lama orang Rom cenderung tidak mau berbaur. Hal demikian bisa dimengerti mengingat latar belakang orang Rom yang dulunya hidup dalam masyarakat India yang terbagi dalam kasta. Cara hidup orang Rom yang mengisolasi diri dan tidak mau bergaul menimbulkan kecurigaan bagi warga asli. Tidak hanya sebatas curiga warga asli cenderung bersikap antipati. Dalam telusur sejarah telah terjadi banyak diskriminasi dan penganiayaan terhadap kaum Gipsi ini. Mereka dikucilkan dengan cara dipaksa mendirikan kemah di luar perkampungan warga asli.

Kecurigaan dan tuduhan-tuduhan negatif terhadap kaum Gipsi terus saja mengalir. Mereka juga dituduh sebagai kaum pencuri dan kaum penculik anak-anak. Pada masa tertentu di masa lalu etnis ini juga sering dihadapkan pada hukum yang mewajibkan mereka memasak di tempat terbuka dengan tujuan agar siapapun yang ingin tahu bisa mengecek langsung isi belanganya.

Dan tidak jarang pemeriksaan dilakukan dengan cara-cara barbar dengan menumpahkan isi belanga ke tanah.Penganiayaan juga menimpa kaum Gipsi ini. Meraka diusir dari beberapa wilayah di Eropa dan selama berabad-abad diperbudak. Perbudakan terhadap etnis ini berakhir pada tahun 1860-an. Setelah itu mereka tersebar ke Eropa Barat dan Amerika. Karena jarang diterima, orang Rom tidak pernah menetap. Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan, seperti kerajinan logam, jual beli, dan hiburan. Dengan menawarkan jasa-jasa yang dibutuhkan ini, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan

TUJUAN

Tujuan membuat makalah ini, tidak lain untuk memenuhi tugas ilmu budaya dasar dan untuk menambah wawasan para pembaca mengenai ilmu budaya suku gypsy.

RUMUSAN MASALAH

1. jelaskan sejarah suku gypsy!

BAB II

PEMBAHASAN

 

SEJARAH SINGKAT:

Orang Rom (bentuk tunggal Rom, bentuk jamak, Roma; kadang-kadang disebut Rrom atau Rroma) adalah kelompok etnik yang tinggal dalam banyak komunitas di seputar dunia. Bahasa orang Rom disebut Romani. Di berbagai tempat di dunia, orang Rom disebut GipsiGypsyGipsyGypsiGitanosZigeunerTsiganiCigány. Istilah-istilah ini bisa dianggap berkonotasi negatif. Rom (jamak roma), artinya “pria” dalam bahasa mereka, adalah istilah yang digunakan oleh kebanyakan orang Rom untuk menyebut diri mereka. Beberapa kelompok berbahasa Romani dikenal dengan nama-nama lain, misalnya orang Sinti.

Orang Rom masih dianggap sebagai kelompok yang nomaden, meskipun faktanya mereka sekarang telah tinggal dalam rumah permanen. Penyebaran orang Rom begitu luas tidak hanya di sebelah selatan dan sebelah Timur Eropa, melainkan juga di benua Amerika dan di Timur Tengah.

Kaum Gypsy atau Gipsi berasal dari Rom. “Gipsi” adalah istilah kata atau nama panggilan kaum Rom yang berkonotasi negatif. Nenek moyang kaum ini bisa ditelusuri ke India bagian utara kira-kira 1000 tahun yang lalu. Pada Abad Pertengahan, kaum Gipsi ini sering kali dikucilkan oleh karena desas-desus yang orang Eropa buat yang disebabkan oleh kemisteriusan kaum Gipsi tersebut dan karena kaum Gipsi ini jarang diterima, mereka suka berpindah-pindah dan tidak suka menetap di satu tempat terlalu lama.

Kaum Gypsy adalah pengembara, ras misterius, tersebar di seluruh Eropa dan bagian Asia, Afrika, dan Amerika. Sebenarnya suku  Gypsy adalah orang yang tidak mempunyai rumah permanen, atau disebut nomaden. Tetapi jika kita mempermalukan mereka, maka mereka pun tidak segan-segan mengeluarkan kata-kata berbau kematian kepada kita.

Bangsa atau kaum Gipsy merupakan bangsa yang nomaden yang artinya suka berpindah tempat, kaum gipsy ini pernah memiliki masa kelam sewaktu kepemimpinan Hitler di eropa dengan dimasukkannya kaum gipsi kedalam salah satu suku yang dianggap “berbahaya”, selain orang Jews, orang Slavia dan kaum homoseksual. Kaum ini memiliki pandangan hidup yang unik dan tersebar luas di benua benua Amerika dan Timur Tengah. Dewasa ini jumlah mereka diperkirakan mencapai lebih dari 5 juta orang yang tinggal tersebar di setiap penjuru dunia. Gipsi memiliki banyak nama lain, antara lain Gipsy, Gitanos, Tsigani, Cigany, Zigeuner, Sinti, dan rom. 

keluarga.

Beberapa wanita Rom memanfaatkan reputasi bahwa mereka memiliki kekuatan supernatural, sering kali pura-pura memilikinya untuk tujuan komersial. Kebiasaan berpindah-pindah ini juga meminimalkan risiko pencemaran budaya atau moral akibat terlalu banyak kontak dengan gadje—bahasa Romani untuk “non-Rom”. Meskipun ada orang Rom yang berpegang kukuh pada banyak tradisi, mereka sering kali memeluk agama mayoritas di daerah mereka tinggal.

Dewasa ini, antara dua juta hingga lima juta orang Rom—ada yang mengatakan lebih banyak lagi—tinggal hampir setiap penjuru bumi. Kebanyakan tinggal di Eropa. Sebagian besar tidak lagi hidup berpindah-pindah, dan ada yang cukup berada. Namun, di banyak tempat, orang Rom masih tergolong miskin dan kurang beruntung, dan sering hidup dalam kondisi yang mengenaskan.

Bahkan dalam keadaan tertindas, orang Rom kadang-kadang merasakan kepuasan hingga taraf tertentu dengan mempertunjukkan kesenian mereka. Di Spanyol, pembaruan kebudayaan Rom dengan kebudayaan lain menghasilkan musik dan tarian flamenco, sedangkan di Eropa Timur para pemusik Rom mengadopsi lagu-lagu rakyat setempat, menambahkan gaya khas mereka sendiri.

Nada-nada penuh emosi dari pertunjukan musik orang Rom mempengaruhi bahkan para komponis musik klasik, termasuk Beethoven, Brahms, Dvořak, Haydn, Liszt, Mozart, Rachmaninoff, Ravel, Rossini, Saint-Saëns, dan Sarasete

Selama era Komunis di Eropa Timur, teori politik mengharuskan semua warga menikmati kehidupan yang sederhana. Berbagai pemerintah berupaya dengan beragam tignakt keberhasilan untuk mengendalikan cara hidup orang Rom yang nomaden dengan memberi mereka pekerjaan dan menempatkan mereka di perumahan pemerintah.

Adakalanya ha ini cukup memperbaiki standar kesehatan dan kehidupan mereka, tetapi tidak menghapus perasaan dan pendapat negatif yang telah melekat dalam diri orang Rom dan non-Rom terhadap satu sama lain selama berabad-abad

Bahasa, kebudayaan, dan nenek moyang orang Rom bisa ditelusuri ke India bagian utara kira-kira 1.000 tahun yang silam. Bahasa mereka, selain beberapa kata yang ditambahkan pada masa-masa selanjutnya, tidak diragukan berasal dari India. Alasan mereka meninggalkan India kurang jelas. Beberapa pakar percaya bahwa nenek moyang mereka bisa jadi adalah perajin dan penghibur yang bergabung dengan pasukan prajurit yang meninggalkan tanah airnya setelah konflik-konflik militer. Apa pun alasannya, orang Rom tiba di Eropa sebelum tahun 1300 M melalui Persia dan Turki.

Di Eropa, opini populer tentang orang Rom berkisar antara dua hal yang sangat ekstrem. Di satu pihak, mereka diidolakan dalam dalam beberapa novel dan film sebagai kaum pengembara yang ramah dan santai yang tidak segan-segan menyatakan perasaan suka dan duka dalam kehidupan melalui nyanyian serta tarian. Di pihak lain, mereka dijelek-jelekan sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, misterius, dan suka curiga—selamanya dianggap orang luar yang terasing dan terpisah dari masyarakat di sekitarnya.

Orang/etnis Rom tidak berhubungan dengan kota/orang Roma, negara/bangsa Romawi kuno, atau negara/bangsa Romania.

Zaman Diskriminasi

Pada Abad Pertengahan, sebagian besar orang Eropa menganggap bahwa dunia itu hanya seluas desa atau kota mereka sendiri. Sewaktu orang Rom datang dalam kelompok-kelompok yang besar hal ini tentunya sangat mengejutkan. Ada banyak hal dalam diri mereka yang pasti mengundang rasa ingin tahu. Selain warna kulit, mata, dan rambut mereka yang gelap, pakaian, tata krama, dan bahasa pendatang baru ini sama sekali berbeda, dan orang Rom cenderung tidak mau berbaur—kebiasaan yang kalau ditelusuri mungkin karena mereka dulunya hidup dalam masyarakat India yang terbagi berdasarkan kasta. Puluhan tahun kemudian, rasa ingin tahu orang Eropa berganti menjadi rasa curiga.

Orang Rom secara harfiah dikucilkan—dipaksa mendirikan kemah hanya di luar perkampungan dan dilarang masuk bahkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menimba air. Desas-desus yang berkembang adalah, “Mereka suka menculik anak-anak, dan bahkan memakannya!” Di beberapa tempat, hukum mewajibkan orang Rom untuk memasak di tempat terbuka agar siapa pun yang ingin tahu dapat memeriksa isi belanga mereka. Sering kali pemeriksaan ini dilakukan dengan menumpahkan makanan untuk hari itu ke tanah. Tidak heran, ada orang Rom yang mencuri makanan untuk bertahan hidup.

Orang Rom menghadapi sikap diskriminatif itu dengan menjalin hubungan yang sangat erat di kalangan mereka. Selama berabad-abad, mereka menikmati dukungan dan sukacita dalam kehidupan keluarga. Secara turun-temurun, orang tua Rom sangat memedulikan anak-anak mereka, dan anak-anak pun sangat menyayangi orang tua, mengurus mereka sewaktu sudah lansia. Banyak orang Rom juga berpaut erat pada standar tingkah laku dan kesopanan yang diwariskan turun-temurun.

Orang rom di dunia modern

Dewasa ini, antara dua juta hingga lima juta orang Rom—ada yang mengatakan lebih banyak lagi—tinggal hampir setiap penjuru bumi. Kebanyakan tinggal di Eropa. Sebagian besar tidak lagi hidup berpindah-pindah, dan ada yang cukup berada. Namun, di banyak tempat, orang Rom masih tergolong miskin dan kurang beruntung, dan sering hidup dalam kondisi yang mengenaskan.

Selama era Komunis di Eropa Timur, teori politik mengharuskan semua warga menikmati kehidupan yang sederhana. Berbagai pemerintah berupaya dengan beragam tingkat keberhasilan untuk mengendalikan cara hidup orang Rom yang nomaden dengan memberi mereka pekerjaan dan menempatkan mereka di perumahan pemerintah. Adakalanya hal ini cukup memperbaiki standar kesehatan dan kehidupan mereka, tetapi tidak menghapus perasaan dan pendapat negatif yang telah melekat dalam diri orang Rom dan non-Rom terhadap satu sama lain selama berabad-abad.

BUDAYA MEREKA DULU DAN SEKARANG:

Dulu, kaum Gipsi hanya boleh menikah dengan sesama kaum Gipsi akan tetapi sekarang, mereka bebas untuk memilih orang kaum apa yang mereka akan nikahi. Jika dulu kaum Gipsi yang wanitanya berpakaian tertutup dan eksentrik atau aneh seperti peramal, sekarang di Inggris khususnya mereka berpakaian sangat terbuka, ketat dan sering kali menarik perhatian dikarenakan warnanya juga yang mencolok dan biasanya untuk pernikahan, para wanita kaum Gipsi akan memesan khusus gaun yang sangat unik, gaya yang terlalu berlebihan dan pastinya tidak ada satu wanita pun yang punya.

Kaum Gipsi sekarang lebih memilih untuk menyimpan uang mereka untuk perkawinannya yang biasanya berlangsung pada saat mereka berumur sekitar 17 tahun . Sering sekali mereka diusir dari diskotik yang mereka sudah sewa karena adanya anak-anak dibawah umur yang menghadiri pesta-pesta tersebut dan menari bebas seperti wanita dewasa.

Sebenarnya, kaum Gipsi sangat relijius dan mematuhi aturan-aturan agama mereka dan kebanyakan beragama Katolik. Namun, dikarenakan cara berpakaian dan pembawaan diri mereka, mereka dianggap sebagai orang yang akan selalu menjadi asing di Inggris.

Gaya Hidup Berpindah-pindah Terus

Karena jarang diterima, orang Rom tidak pernah menetap. Gaya hidup nomaden ini menghasilkan berbagai keterampilan, seperti kerajinan logam, jual beli, dan hiburan. Dengan menawarkan jasa-jasa yang dibutuhkan ini, paling tidak mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Beberapa wanita Rom memanfaatkan reputasi bahwa mereka memiliki kekuatan supernatural, sering kali pura-pura memilikinya untuk tujuan komersial. Kebiasaan berpindah-pindah ini juga meminimalkan risiko pencemaran budaya atau moral akibat terlalu banyak kontak dengan gadje—bahasa Romani untuk “non-Rom”. Meskipun ada orang Rom yang berpegang kukuh pada banyak tradisi, mereka sering kali memeluk agama mayoritas di daerah mereka tinggal.

Sementara itu, prasangka menimbulkan penganiayaan. Orang Rom diusir dari beberapa bagian di Eropa. Di daerah-daerah lain, orang Rom diperbudak selama berabad-abad. Setelah perbudakan tersebut berakhir pada tahun 1860-an, orang Rom semakin tersebar, sebagian besar ke Eropa Barat danBenua Amerika. Ke mana pun mereka pergi, mereka membawa serta bahasa, kebiasaan, dan bakat mereka.

Bahkan dalam keadaan tertindas, orang Rom kadang-kadang merasakan kepuasan hingga taraf tertentu dengan mempertunjukkan kesenian mereka. DiSpanyol, pembaruan kebudayaan Rom dengan kebudayaan lain menghasilkan musik dan tarian flamenco, sedangkan di Eropa Timur para pemusik Rom mengadopsi lagu-lagu rakyat setempat, menambahkan gaya khas mereka sendiri. Nada-nada penuh emosi dari pertunjukan musik orang Rom memengaruhi bahkan para komponis musik klasik.

DONGENG DAN KEBENARANNYA:

  1. Wanita kaum Gipsi diharuskan untuk menjaga keperawanannya sampai mereka menikah dan juga untuk tinggal bersama keluarganya sampai mereka menikah dan juga sejak dini sudah diharuskan untuk pergi tanning yaitu berjemur untuk mennggelapkan warna kulit dan juga pergi ke salon untuk berbagai perawatan secara reguler.
  2. Sihir:
    Mungkin Lamia merupakan sihir paling buruk yang digunakan orang Gypsy. Biasanya sihir ini digunakan untuk hukuman. Cara kerjanya adalah dengan mengambil sesuatu milik kita, entah kancing, pena, dll, dan mengucapkan mantra kepada benda tersebut “Lamia va lua sufletele lor, ?i le pun în locul s?u în cazul în care sufletele nu va fi din nou reîncarnare” (Lamia mengambil jiwanya setelah beberapa hari, dan membawanya ke siksaan tak berujung). Satu hal yang perlu diingat, jangan tertipu oleh dandanan mereka. 
  3. Gipsi adalah penjelajah. Tidak benar, kaum Gipsi sudah berada di kalangan Inggris sejak 500 tahun yang lalu.
  4. Gipsi adalah kaum yang kotor. Tidak benar, kaum Gipsi hidup dengan aturan-aturan turun menurun yang sudah dipelajari saat kaum tersebut masih sering berjelajah.
  5. Gipsi tinggal di karavan (rumah berjalan). Secara historis memang benar. Namun, sekarang hanya 50% kaum Gipsi yang masih suka berpindah dan tinggal di karavan di Inggris.
  6. Gipsi adalah kaum peramal. Tidak benar, memang dulunya mereka dikenal karena dapat membaca apa yang akan terjadi di masa depan namun banyaknya yang dapat melakukan hal tersebut tidak lebih dari kaum lain.

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

KESIMPULAN DAN SARAN

Seiring waktu berlalu, dengan pengaruh dari luar kaum Rom atau Gipsi budaya mereka sudah berubah yang disebabkan oleh kebiasaan yang menjadi budaya, yaitu jika dulu kala mereka hidup tidak menetap, sekarang mereka tidak begitu lagi. Di Inggris lebih tepatnya, banyak kaum Gipsi yang mempunyai rumah tetap namun masih ada beberapa keluarga yang sering berpindah-pindah namun, akan pulang ke kota dimana orang itu dilahirkan jika ada pernikahan sanak saudaranya.

 
   

 

 
   

 

Sumber

*wikipedia

*Sumber: http://www.anehdidunia.com/2012/05/suku-suku-yang-mempunyai-sihir-paling.html#ixzz2P6Atu8LD

*Sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/06/mengenal-lebih-dekat-kaum-gypsy.html#ixzz2P6BgQZig