Tanpa Judul

aku dan dia yang ketika saat itu tidak saling mengenal, tak ada kata menyapa, tidak saling peduli satu samalin dan tak pernah terfikirkan bila akhirnya akupun mengenalnya. mengapa aku harus mengenalnya? dan mengapa dia harus mengenalku? belum ada jawaban untuk pertanyaan itu. hatiku masih bertanya-tanya hingga sekarang, bahkan dalam detik ini. mengapa?. namun tidak pernah sekalipun ada kata menyesal karena telah mengenalnya. lambat laun, aku dan dia saling mengenal, perkenalan antara aku dan dia semakin mendekat yang sedikit demi sedikit mulai tumbuh rasa peduli , rasa peduli yang seolah mendalam menjadi rasa cinta yang tulus tetapi sulit untuk diungkapkan? aku tidak tahu. sungguh tidak tahu. aku hanya dapat menyimpan rasa itu di dalam hati ini. tak satupun orang lain yang tahu tentang ini kecuali aku, sang pencipta dan mereka yang membaca ini. begitu bodohnya aku yang hanya bisa diam, membungkam dan menutupi rasa ini seolah tidak terjadi apa-apa. terkadang hati ini sakit karena melihatnya bersama orang lain namun, aku berusaha untuk tetap tegar. dan tidak terbayangkan bahwa keadaan akan memisahkan aku dan dia, aku takut rasa ini menghilang dan mati secara perlahan. aku sangat takut. setiap harinya aku selalu berusaha untuk menjaga rasa ini agar tetap ada dan berharap bisa menjadi nyata yang bukan khayalan semata. hingga hari itu tiba, dimana aku tidak pernah bertemu dan melihatnya lagi seperti awal perkenalan itu. aku harus tetap menjalani kehidupan baruku yang tanpa dia walaupun terasa cukup sulit dilakukan namun, semua itu menjadi terbiasa. terbiasa dalam hampa. aku tidak pernah ingin mencoba sedikitpun untuk melupakan dia. tidak akan pernah sekalipun. aku selalu berburuk sangka ketika aku tidak akan pernah bisa bertemu dengan dia lagi. takdirpun berkata lain. dia. ya, memang dia. dia yang telah hilang, kini hadir kembali di dalam kehidupan baruku. dan tak ada yang bisa aku katakan lagi.